Jakarta, CNN Indonesia — Perkenalkan namanya Gilbert Nadapdap. Remaja bertubuh tinggi semampai ini adalah satu dari 10 siswa luar biasa di SMA Unggul Del, Loguboti, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, yang tergabung dalam tim penelitian bertajuk The Growth of Spirulina in Space.
Karya penelitian mereka telah diboyong oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ke luar angkasa lho.
Ditemui di Jakarta, baru-baru ini, Gilbert berkisah bahwa dirinya sudah bercita-cita jadi insinyur sejak kecil. Minat ini sudah tampak sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).
Ayahnya, yang bekerja sebagai guru, suka memberikan mainan. Tapi usia mainan itu tak panjang, sebab mereka dibongkar oleh Gilbert. Dia mengatakan amat penasaran dengan apa yang terdapat di dalam mainan itu.
Tapi, ya seperti umumnya bocah lainnya, Gilbert hanya pintar membongkar. Tak bisa memasangnya kembali.
“Waktu itu lagi zaman mobil-mobilan yang dimundurin bisa jalan sendiri. Kok bisa dimundurin jalan sendiri, jadi pingin tahu. Jadi setelah dibongkar jadi tahu kalau ada komponen di dalam mobil itu. Meskipun mainan dibongkar, tapi ada hal baru yang diketahui,” Gilbert bercerita pada CNN Student.
Kebiasaan yang gemar membongkar-bongkar itu masih ia lakukan hingga kini. Bedanya, sekarang dia sudah bisa memasangnya kembali. Selain bersekolah, untuk memanfaatkan waktu luang, Gilbert mengikuti bimbingan belajar dan kursus bahasa Inggris. Gilbert tergolong anak yang ‘nurut’ dengan orangtuanya.
Saat sekolah dasar cowok kelahiran Tebingtinggi ini gemar sekali bersepeda dengan kawan-kawannya yang dekat dengan daerah perkebunan. Gilbert juga memiliki masa kecil yang ‘nakal’ seperti anak-anak lain. “Misalkan ada kebun singkong kami cabutin singkongnya,” ungkap Gilbert, tertawa.
Ketika Sekolah Menengah Pertama, ia menemukan lingkup belajar yang baru. Ia masuk ke kelas khusus yaitu kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dari situlah kebiasaannya yang banyak bermain ketika SD mulai berubah.
“Ternyata sangat berbeda dengan teman saya di SD, waktu itu saya masih kebanyakan main. Di SMP saya mulai menemukan bahwa ini orang-orang hebat. Mereka belajarnya di-force, berarti saya juga harus lebih di-force daripada mereka,” kata Gilbert.
Saat SMP itu pula ia mulai mengenal Sains Club. Gilbert bergabung dan mulai melakukan proyek ilmiah. Proyek pertamanya adalah penelitian terkait penggunaan nasi basi sebagai pengganti elektrolit pada baterei kering.
Ide penggunaan nasi basi ini karena banyaknya nasi yang tersisa di kantin sekolah dan kurang dimanfaatkan dan akhirnya hanya menjadi sumber bau. Maka untuk memanfaatkan limbah tersebut, digunakanlah nasi basi untuk bahan penelitian.
Penelitian itu diikutkan dalam kompetisi Lomba Penelitian Belia Sumatera Utara, meskipun belum berhasil meraih juara. Pada kompetisi ini SMA Unggul Del banyak meraih penghargaan dan menarik perhatiannya.
Sejak itu Gilbert memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di SMA ini ketika lulus dari SMP. “Suatu ketika aku harus di sini dan memborong banyak award di sini,” kata Gilbert, mengingat tekadnya saat itu.
Saat memasusi SMA Unggul Del, kemampuan Gilbert dalam bidang sains sangat diasah. Karena sekolahnya ini sendiri merupakan sekolah berbasis riset. Saat SMA ia mengikuti ekstrakurikuler Fisika dan membuat sebuah penelitian tentang bagaimana meningkatkan produksi selada dengan memanfaatkan gelombang suara.
Penelitiannya ini meraih Special Award For Craetive Idea dan Best Poster pada kompetisi Lomba Penelitian Belia Sumatera Utara, kompetisi yang sama yang ia ikuti saat SMP. Setelah penelitian ini pada saat libur semester Gilbert mendapat tawaran untuk bergabung pada tim penelitian ruang angkasa bersama 9 kawannya.
Setelah lulus SMA nanti Gilbert berkeinginan untuk kuliah jurusan Electrical Engineering di University of California, Berkeley. “Engineering itu menarik, jadi bayangin dunia engineering itu menarik dan pingin challenge diri sendiri juga,” katanya. (ded/ded)
Source : http://student.cnnindonesia.com/student-star/20161123073225-463-174606/gilbert-nadapdap-dari-tobasa-ke-luar-angkasa/